Banyak yang bilang bayi di bawah 1 tahun sebaiknya diberi bubur nasi saja untuk sehari-hari. Makanan sejenis nasi atau serelia memang tidak buruk bagi bayi, tapi dapat membatasi nutrisi yang diterimanya. Selain itu dapat juga menyebabkan mereka pilih-pilih makanan. Nah, penelitian baru menejelaskan kalau bayi tidak masalah diberi sumber karbohidrat lain selain nasi.

Jika si kecil baru mulai MPASI, simak yuk panduan pemberian MPASI “generasi terbaru” yang bisa membantu gizi anak Anda terpenuhi lebih baik lagi!

  1. Biarkan Anak Berpetualang Rasa
    Banyak orang tua yang memberi makanan dengan rasa hambar pada bayinya. Hal itu dilakukan agar anak tidak suka berlebihan pada sama rasa tertentu. Ternyata hal ini tidak didasarkan pada penelitian apapun. Susanna Block, pemilik sebuah perusahaan makanan bayi, mengatakan bahwa pernyataan kalau bayi harus makan makanan hambar itu hanyalah mitos. Juga tidak ada bukti bahwa makanan pedas bisa memberi dampak negatif pada bayi. Hal ini jelas bertolak belakang dengan keyakinan masyarakat selama ini. Tidak ada salahnya memberikan bayi Anda makanan yang sedikit pedas, asal tidak berlebihan. ini dilakukan agar si kecil bisa mengenal lebih banyak rasa pada makanan.
  2. Variasikan Makanan Anak
    Jangan beri si kecil makanan yang itu-itu saja. Coba deh sesekali ganti menu makanan agar asupan nutrisi yang didapat tubuh si kecil dapat lebih maksimal. Jadi jangan lagi memberi anak bubur nasi terus-menerus. Bunda dapat memvariasikannya dengan roti gandum. Lalu, coba deh ganti wortel dengan toge. Dan selingi menu ayam dengan ikan, harganya pun tidak mahal dan mudah dimasak, rasanya juga tetap lezat. Anda juga bisa memasak tahu sebagai bersama kaldu sayuran. Anak Anda bisa mencoba berbagai jenis makanan dan tetap mendapatkan kandungan gizi yang melimpah. Untuk variasi makanan MPASI buat bayi 6-12 bulan, Bunda bisa klik di sini!
  3. Buat Makanan Bayi Rumahan
    Ubah pemikiran Anda jika mengira membuat makanan bayi itu sulit. Faktanya, makanan rumahan untuk bayi sangat mudah dibuat. Bahkan Anda dapat melakukannya hanya dengan menghaluskan pisang serta alpukat, atau mengukus sayuran lalu melumatnya. Bila tidak ada waktu untuk menyiapkan makanan khusus untuk anak, biarkan si kecil memakan makanan yang sama dengan Anda selama makanan tersebut sehat. Dengan cara itu, anak perlahan akan terbiasa dengan makanan yang terhidang di meja makan. Tapi tetap, apapun makanan yang Anda berikan, haluskan makanan anak hingga konsistensi yang sesuai untuk bayi Anda ya.
    Makanan bayi instan sering jadi solusi bagi Bunda yang tidak suka masak atau tidak memiliki cukup waktu untuk masak MPASI homemade. Seorang ahli gizi bernama Eileen Behan, yang juga penulis The Baby Food Bible merasa tidak ada yang salah dengan hal itu. Perusahaan makanan bayi pastinya memproduksi makanan yang bebas bahan tercemar dan tidak juga ditambahkan garam maupun gula. Kendati demikian, Anda tetap perlu membaca label makanannya. Semakin sedikit komposisi bahan yang tertera dalam kemasan, akan semakin baik bagi bayi Anda.
  4. Makanan Pemicu Alergi
    Para ahli menyarankan orang tua menunggu bayi mereka berumur satu tahun untuk memperkenalkan makanan yang dicurigai dapat menimbulkan alergi. Ini dilakukan untuk mencegah alergi makanan pada anak. Hampir semua orang tua memberikan pantangan makanan untuk bayi mereka, seperti telur, kacang, ikan, dan kerang. Tapi ternyata Akademi Dokter Anak Amerika di tahun 2008 membantah hal ini. Mereka menyatakan tidak ada hasil penelitian ilmiah yang mendukung perilaku orangtua tersebut. Tapi ingat, ada beberapa makanan yang berbahaya untuk bayi jadi sebaiknya dihindari pemberiannya.
    Mantan Ketua Akademi Dokter Anak Amerika, Frank Greer, menjelaskan bahwa jika orang tua menunda memperkenalkan makanan tertentu pada bayi usia di bawah 1 tahun tidak menjamin bisa mencegah terjadinya alergi terhadap makanan. Memang pada kasus tertentu, Anda harus menunggu hingga tubuh si kecil siap untuk mengonsumsi makanan tertentu. Bila si kecil menunjukkan gejala alergi terhadap makanan tertentu, tunda dulu pemberiannya. Konsultasikan ke dokter anak tentang waktu yang tepat untuk memperkenalkan makanan yang biasanya menyebabkan alergi.
    Pada akhirnya, semua kembali ke pilihan Anda sebagai orang tua. Bukan hanya Anda yang khawatir ketika harus memberikan telur ke bayi kecil Anda. Sebagian ahli kesehatan juga masih ada yang menentang hasil penelitian terbaru ini. Christine Gerbstadt, sorang dokter sekaligus ahli gizi, memilih menunda pemberian makanan pemicu alergi pada bayi usia di bawah satu tahun. Banyak sekali pilihan makanan yang aman dari alergi, jadi Anda masih tetap bisa memberikan makanan dengan berbagai variasi rasa dan nutrisi.
  5. Makanan Organik
    Tidak selamanya makanan organik lebih sehat dari makanan konvensional. Namun, pasti ada Bunda yang khawatir tentang bahaya pestisida pada makanan konvensional. Logikanya, semua yang berbahaya bisa memberi dampak lebih parah pada bayi lantaran ukuran tubuh mereka yang kecil. Pestisida mungkin tidak masalah bagi tubuh orang dewasa, tapi bisa sangat berbahaya buat bayi. Bahkan ada yang mengaitkan pestisida dengan kanker serta masalah perkembangan pada anak lho, termasuk gangguan konsentrasi dan perkembangan intelektual yang buruk. Namun dampak pestisida jangka pendek dan panjang masih belum dapat diketahui sepenuhnnya.
    Sebagian orang tua memilih makanan organik untuk bayinya demi menghindari bahaya pestisida. Faktor organik juga menjadi pertimbangan lebih serius saat memilih makanan satu dibanding yang lain. Misalnya, asparagus, ubi jalar, dan alpukat memiliki residu pestisida lebih rendah. Sedangkan apel, selada, dan stroberi memiliki kadar pestisida tertinggi. Jadi Bunda bisa mempertimbangkan anggaran yang harus Anda keluarkan sebelum memutuskan untuk membeli makanan organik.
  6. Aturan Pemberian Makanan Padat Generasi Dulu yang Masih Berlaku
    Banyak juga aturan lama dalam memperkenalkan makanan padat pada bayi yang masih tetap berlaku. Anda perlu mengetahuinya, Bun. Diantaranya yang berkaitan dengan junk food. Pasti semua menyadari bila junk food masuk kategori makanan tidak menyehatkan, bahkan untuk bayi dampak negatifnya bisa lebih serius. Pemberian junk food membuat bayi cepat merasa kenyang. Kondisi ini membuat makanan lain yang lebih bernutrisi tidak bisa terkonsumsi. Padahal makanan bergizi sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak. Tapi berita baiknya Anda tak perlu merasa bersalah bila sekali waktu si kecil makan junk food untuk cemilan asalkan tidak menjadikannya sebagai kebiasaan.
    Aturan lainnya yang masih perlu Anda pertahankan adalah dalam hal memperkenalkan makanan baru secara bertahap. Berikan makanan satu per satu, dan beri jeda setidaknya tiga hari sebelum memberikan makanan baru lainnya. Tujuannya agar Anda dapat mengetahui penyebab reaksi yang tidak biasa pada bayi. Reaksi negatif yang ditimbulkan bisa berupa diare atau ruam pada kulit. Sedangkan kondisi yang parah dapat menyebabkan kesulitan bernafas atau muntah hebat.

Source : Ibupedia.com / Google

Author

Write A Comment

Exit mobile version